Senin, 07 Mei 2018

Gestational Diabetes? Diabetes Kehamilan? apa itu?

Kali ini saya sharing soal kesehatan yang menurut saya lumayan penting, yang di Indonesia masih ga terlalu terdengar gaungnya. Alhamdulillah dikasih rezeki hamil lagi saat nemenin suami kuliah di UK. 
Saat urus visa dependant UK, membayar asuransi kesehatan menjadi wajib, kalo ga bayar visa ga akan granted. Jadi segala urusan kesehatan selama di UK terjamin, macam BPJS lah kalo di Indonesia. 
Berharap banget sistem jaminan kesehatan di Indonesia bisa profesional seperti di sana. Saya yakin suatu saat nanti bisa :)

Sekedar info, kontrol kehamilan di UK itu akan selalu bertemu dengan midwife/bidan. Kita ga akan pernah kontrol dengan dokter jika tidak ada masalah medis.
  
Okayy.. langsung to the point,
Kehamilan kedua kemarin saya dinyatakan Gestational Diabetes oleh dokter. 
Agak shock awalnya, karena waktu kehamilan pertama dinyatakan normal, kok yang kedua muncul. Setelah banyak baca dan ngobrol dengan temen bidan dan dokter, akhirnya bisa rada kalem dan menerima kenyataan...


Sungguh berat bagi saya untuk ga ngemil coklat! Karna waktu hamil pertama, coklat adalah teman setia saya dan dibolehkan makan banyak oleh dokter kandungan saat itu sebagai alasan naikin BB janin.



Syukurnya, saya terkena gestational ini di saat yang tepat. Alias “dibawah” penanganan yang tepat. Saat itu tim dokter langsung memberikan alat tes gula darah beserta stripnya, sekaligus buku harian.
Dan tak lupa resep strip test supaya  saya bisa minta lagi di apotik kalau strip testnya habis.

bekal dari RS

Buku harian ga tanggung2 harus diisi 3x sehari alias saya harus cek gula darah 3x sehari. Lumayanlah itu jari2 saya ditusuk 3x sehari, sampai2 anak sulung hafal rutinitas tes darah saya. Dan bagusnya, sekarang saya jadi tahu makanan apa yang tinggi kadar gulanya. 
Walau ga terpikir sebelumnya, kalau ternyata KERUPUK itu tinggi kadar gulanya!!



Alhamdulillah,  setelah melahirkan bayi dan ibu dinyatakan sehat walafiat.

Bayi sempat mengalami kuning yang lumayan lama dan tidak ada penanganan khusus. 
Hanya cek darah setiap minggu selama sebulan.
Padahal mah hati panik sih, anak sulung seminggu lahir juga kuning dan langsung double sinar selama 24 jam.

Jadi, kenapa sih kita mesti kontrol kadar gula saat hamil?
1. Jika kadar gula darah ibu tinggi, memungkinkan kadar gula darah janin juga tinggi, dan dampaknya ukuran tubuhnya juga terus membesar, kemungkinan lahiran normal juga kecil.
2. Kadar gula darah tinggi saat hamil juga meningkatkan risiko bayi terlahir cacat, proses pembentukan organ-organ tubuhnya dapat terganggu atau bahkan tidak sempurna.

Karena sejatinya, seorang ibu pasti ingin anaknya terlahir sehat, maka lebih baik ibu hamil peduli dengan kesehatan janin. Emang sih, ga asik banget nge-rem makan di saat hamil tuh. Tapi demi kesehatan kita dan anak, apa sih yang ga dijabanin? :)



  

Rabu, 01 April 2015

Ruang Laktasi di BPKP.

Hooaaa setelah sekian lama dianggurin, akhirnya ngupdate lagi blog ini.
Well, saya mau cerita  seluk beluk diadain ruang laktasi yang lebih layak di kantor. Maklum saya di kantor pemerintahan, jadi untuk pengadaan barang harus ngikut aturan dsb.
Sejak saya masuk kantor lagi setelah cuti lahiran, ada ruang laktasi baru di kantor. Wih happy dong ya, pas banget momennya, gak perlu minta ke Biro Umum. Tapi pas dicek, OMG! Bekas ruang rokok dan sempit banget L sedih rasanya.. tapi ya gimana lagi drpd di kamar mandi.. Disyukuri saja..
Seiring berjalan waktu sambil mikir gimana caranya biar dapet ruang laktasi yang lebih layak. Saya ng-email ke AIMI untuk minta contoh proposal dan sebenernya syarat ruang laktasi itu apa aja sih dsb. AIMI pun dengan segera me-respons. Saya pun segera diskusi sama temen-temen anggota ruang laktasi, saya minta mereka mengirimkan nama lengkap dan NIP (kantor pemerintahan, jadi mesti resmi huhuu). Tapi setelah  saya print, saya terpikir apa enak ya pake nama AIMI untuk menghadap ke atasan. Rasanya kurang elok kalo pake label AIMI.
Berbulan-bulan berlalu, proposal tersebut nangkring aja di laci saya. Akhirnya kami berusaha sounding lewat ibu pejabat atau ibu DW yang kami kenal. Namun hasilnya pun belum maksimal. Tak ada perubahan apapun di ruang laktasi.
Oh iya, saya cerita dulu gimana keadaan ruang laktasinya. Ruangannya sekitar 4m x 1,5m. Bekas ruang rokok, jadi tidak ber-AC, hanya ada exhauss. Kebetulan ada temen berinisiatif bawa kipas angin kecil dipasang di ruang laktasi biar ga sumpek. Ruangannya ga ada lampu, mengandalkan cahaya dari jendela aja, jadi kalo sore dan mendung yasudah gelap-gelapan deh pumpingnya.
 ruang laktasi lama,

Awal tahun 2015,ada ramah tamah dengan pejabat, dan beliau membuka kritik dan saran untuk perbaikan kantor dll bisa disampaikan langsung ke beliau melalui email ataupun langsung menghadap. Tanpa piker panjang, saya dan teman-teman rembuk dan mematangkan proposal, lalu mengirim ke email beliau. Menunggu seminggu-2 minggu tidak ada jawaban, saya mulai ditanya teman-teman gimana perkembangannya. Akhirnya, saya berpikir untuk mengirim proposal itu ke Kasubag di Biro Umum, mungkin yang saya kirimi email kemarin terlalu tinggi jabatannya untuk mengurusi ruang  laktasi ini.  Dan surprise! Email langsung dibalas dan seminggu kemudian Biro Umum langsung bergerak mencari ruangan, renov ruangan dsb. TIdak sampai sebulan, ruang laktasi siap untuk dipakai.
Raut muka bahagia tampak di wajah kami para ibu laktasi saat dipanggil ke Ruang Laktasi baru untuk peresmian. Akhirnya perjuangan kami membuahkan hasil. Ruang laktasi yang jauh lebih layak dari sebelumnya. Ruangan yang luas, kulkas, sofa yang empuk, AC dan pencahayaan yang bagus.
ruang laktasi baru


Bagi Working Mom lainnya yang juga busui, semangat untuk memperjuangkan Ruang Laktasi di kantor masing-masing ya.. Pasti bisa!  

Selasa, 18 November 2014

Review Olay ProX Microdermabrasion + Advanced Cleansing System

Semenjak punya anak, saya merasa kurang mengurus diri. Kulit muka kusam sih udah dari dulu, cuma kalo dulu masih rajin facial ke salon. Belum lagi soal komedo di sekitar hidung yang mirip landak, rasanya pengen nyongkel2 tp bikin air mata mengalir huhu. Beberapa bulan mencari info biar kulit cerah dan komedo hilang, nemu review alat ini.
Daaan..setelah 1 bulan alat ini, Alhamdulillah saya cocok *happyyyy*dancedance*
Sekarang  saatnya mencari krim perawatan yang cocok dan kece di saya..hehe



Senin, 27 Oktober 2014

how to dress ala rindang : rockstyle


sampai detik ini, masih saja ada yang ngira Rindang itu cowok, apalagi kalo lagi dipakein celana jeans dan kaos doang. saya pun rada risih sebenarnya kalo ada yang menyangka begitu. makanya kalo makein bajunya rindang, saya harus pintar2 mix n match, bukan untuk kelihatan oke, tapi lebih untuk keliatan ada kesan feminin. seperti foto di atas, saya milih dress kaos+jaket jeans. kalo diliat setengah badan masih banyak yang ngira itu anak cowok. tapi pas liat ternyata kaosnya itu dress, langsung terbantah deh itu opininya.hehe

family pictures




pengen punya foto bertiga yang bagus dan bertema alias di-niat-in ke studio atau manggil fotografer, tapi batal melulu dengan berbagai macam alasan. harap maklum kalo foto di atas jadinya ga imbang, emak bapaknya udah pas, anaknya liat kemanaa atau sebaliknya..haha

Rabu, 20 Agustus 2014

katanya sih halal bihalal.....





anakku sudah besaaar..hihi, percayalah foto" di atas itu setelah sekian kali jepret yang bagus cuma itu. Rindang lagi lincah"nya, susah banget diem di tempat huhu.. Maklumlah usia Rindang sekarang sudah 15 bulan, jalannya sudah lancar, ngomong untuk beberapa kata juga sudah bisa, seperti manggil mama,papa, minta nenen, mamam, mimi. 
weekend lalu kami halal bihalal sama temen"nya suami di Grand Indonesia. *mall gede yang paling deket rumah cuma ini rasanya hehe. foto" ini hasil jepretan temennya suami, namanya mas yoyon, dengan menggunakan kamera barunya itu. dia yang punya kamera baru, saya yang girang. iyaa soalnya bisa minta fotoin hahaha..

Senin, 16 Juni 2014

D R E A M S


“Kamu punya mimpi apa? Kelak mau jadi apa?”
pertanyaan suami (pacar saat itu), 

saya jawab dengan tenang dan tidak berpikir lama,
“Saya ingin menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluargaku”

Agak sebel dia mendengar jawaban saya, katanya itu bukan impian.
Saya hanya bisa tersenyum mendengar tanggapannya, sambil berkata dalam hati
"Kelak kamu tau kenapa itu jadi mimpiku"